MONTANI PARA LIBERI

MONTANI PARA LIBERI

For the Mountaineers............!!!

"Mountain are cathedrals: grand and pure, the houses of my religion. I go to them as humans go to worship. From their lofty summits, I view my past, dream of the future, and with unusual acuity I am allowed to experience the present moment. My strength renewed, my vision cleared, in the mountains I celebrate creation. On each journey I am reborn." (ANATOLI BOUKREEV @ Above the Clouds)

Monday 25 October 2010

Dan Kamipun menunggu...........!!!

Jalan-jalan adalah pekerjaan paling mengasyikkan. Apalagi jika jalan-jalannya itu bersama kawan-kawan dekat dan tempat tujuannya adalah Carstensz Pyramid di Pegunungan Sudirman, Papua. Puncak tertinggi di Indonesia dan Australasia-Oceania. Salah satu dari tujuh puncak tertinggi lempeng benua. Atau lebih tenar dengan nama Seven Summits dalam dunia para pendaki gunung serius.

Tapi sebaliknya menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan, apalagi bila segala persiapan sudah dilaksanakan, semua jadwal yang lain sudah digeser demi jalan-jalan asyik ke Carstensz Pyramid itu. Yaah............sudah hampir seminggu ini kami semua Tim Carstensz One, harus menunggu dengan sabar kapan akan take off ke Timika, Papua.

Ada rasa bosan mulai menjajah kala menunggu seminggu ini. Dalam rencana Rabu (18 Oktober 2010) kemarin, kami akan berangkat. Tapi tak jadi karena menunggu seat pesawat tersedia. Sementara Tim Kilimanjaro sudah berangkat Kamis (19 Oktober 2010) malam. Untuk menjaga kekompakan Tim dan menjaga fisik supaya tidak down, Coach menggelar lagi latihan ringan di PasFest, Kuningan. Setiap hari seperti biasa.

Thursday 14 October 2010

The TEAM have to Be Prepare Quickly !!!

Setelah pulang latihan lapangan di G.Salak dan tebing Ciampea malam minggu kemarin. Semua diberi waktu istirahat satu hari di hari Senin, lalu Selasa sore seperti biasa jogging bersama di GOR Sumantri Brodjonegoro, Pasar Festival. Walaupun minus teman-teman TV ONE yang lagi sibuk belanja alat-alat perlengkapan pribadinya masing-masing, latihan tetap berlangsung dengan serius dan fokus.

Usai jogging bareng, Mul mengumpulkan semua anggota tim yang dari Mapala, ada bang Agam, Agung, Wening, Dadang, Agi, Jamal, Dewe sang Ketua, Ali, Mujhab, Tata dan Duti yang telat datangnya. Semua duduk melingkar di pinggir jogging track mendengarkan briefing dari Mul.

Yang dibicarakan adalah soal kesempatan yang akan semakin berkurang, karena dari 18 seat yang diajukan, hanya disetujui 15 seat saja oleh yang punya kuasa yaitu PT.Freeport Indonesia. Dan secara otomatis jatah kawan-kawan muda Mapala yang bisa ikut juga akan berkurang. Semua diminta untuk saling mendukung satu sama lain, siapapun yang terpilih dalam proses seleksi nantinya. Semua diharapkan tetap kompak, baik yang terpilih maupun yang tidak. Cukup lama juga briefing itu diadakan.

Rabu jadwal latihan renang juga tetap berjalan, minus teman-teman TV ONE, kami seperti biasa water trappen 2x15 menit di kolam Pasar Festival, dilanjutkan dengan menahan nafas satu menit minimal sebanyak 20x dalam air. Lalu sebagai menu penutup adalah renang 10x bolak-balik tanpa henti.

Ada cerita lucu kala usai latihan renang di kolam Pasar Festival yang penuh dengan homo-homo. Mujhab yang ganteng dan brondong, ditawari buat ganti baju bareng oleh seorang homo sambil senyam-senyum. Syukurnya Mujhab yang lugu dan polos tidak menerima ajakan itu. Kalau enggak mungkin sudah terjadi pelecehan seksual di ruang ganti pria sore itu. Hehehehe !

Adolf yang berbadan besar dan tegap, langsung saja menyela "Kalo ada yang macem-macem gue tampolin ntar" terang saja ucapan Adolf ini membuat para homo-homo jadi keder, apalagi melihat tampilan bodi Adolf yang tinggi dan besar. (Atau jangan-jangan para homo malah nafsu juga ama Adolf yaaa ??? secara doi tinggi, putih dan besar gitu looohhh..........Hahaha......."PEACE Dolf......!!!)

Monday 11 October 2010

Opick - Tombo Ati - english translation

Letto - Sebelum Cahaya (Kiai Kanjeng di Belanda)

CARSTENSZ-ONE YOYO........OOOO...........!!!

Latihan Alhamdullillah sudah berjalan dengan sukses. Walaupun tak jadi dilaksanakan di G.Gede. Karena sedang ditutup untuk pendakian. Jumat malam sehabis Maghrib, diiringi gerimis, kami semua (Ripto Mulyono sang coach, Agi, Dewe, Ali, Mujhab, Duti, Tata, Nopul, Samsul, Wawan, Andri, Gatot, Mamo, Dindi, Cindy dan aku sendiri) berangkat meninggalkan sekret Mapala. Adolf yang tak kunjung datang terpaksa ditinggal, Wening dan Jamal berencana menyusul tengah malam pakai motor. Tujuan adalah kaki G.Salak dengan entrance jalur Pasir Reungit. Tapi berhubung sudah waktu makan malam, maka Dindi selaku tante Bendahara menanyakan dimana mau makan malam ? dan diputuskan buat mencari makan disekitar Margonda Raya.

Setelah seluruh barang diloading ke mobil elf TV-ONE, dan semua personil dapat tempat yang nyaman, dua mobil TV-ONE, satu elf dan satu Suzuki APV melaju menuju jalan Margonda Raya. Di depan Fakultas Psikologi, APV yang ditumpangi Mul, Agi, Cindy, Tata dan Dindi tiba-tiba berhenti, ada apakah gerangan ??? Oo ternyata tante Bendahara ditemeni Tata mau ambil duit di ATM bank Mandiri. Kami kembali heading on to Margonda Raya begitu tante Bendahara kelar menyikat uang di ATM Mandiri. Dan menepi di warung ayam bakar "Chyntia" Margonda Raya buat makan malam.

Suasana warung menjadi ricuh seketika kala rombongan kami masuk dan mulai memesan makanan. Ayam bakar diputuskan jadi menu utama semua orang demi efisiensi waktu. Dindi, Cindy, Tata, Nopul, Dewe memesan mpek-mpek sebagai menu pembuka. Aku sendiri memilih sop buah yang kurasa lebih pas buat perut yang belum makan dibanding makanan kecil berbumbu pedas menusuk lambung dari Palembang itu. Kemeriahan susana makan malam bertambah karena di TV-ONE sedang ada liputan live pertandingan sepak bola antara Tim Nasional Uruguay melawan Tim Nasional Indonesia. Berbagai spekulasi soal hasil pertandingan mulai muncul di meja makan. Tak lama kemudian pesanan menu utama, ayam bakar plus nasi, sambel dan lalapan mendarat di meja kami. Keheningan menyungkup seketika, semua sibuk dengan piringnya masing-masing.

Beberapa saat kemudian Mul menerima telepon dari Adolf yang mengabarkan kalau doi nyasar di Pasar Minggu (kok bisa sih Cui ???) dan Mul menginstruksikan Adolf untuk secepatnya merapat ke warung ayam bakar "Chyntia". Sementara menunggu Adolf, seusai makan malam kita semua kembali terlibat dalam keriuhan menonton pertandingan sepak bola Uruguay versus Indonesia. Tak lama kemudian Adolf sampai dan diberi kesempatan buat menyantap jatah makan malamnya yang sudah tersedia di atas meja dalam box. Begitu doi kelar makan perjalanan menuju kaki G.Salak kembali dilanjutkan.

Di tengah jalan, di daerah sekitar Sawangan ada jalan yang ditutup sekelompok pemuda dengan alasan jalan baru diperbaiki dan hanya bisa dilewati satu jalur sehingga menyebabkan antrian. Aku langsung turun begitu menyadari ini hanya akal bulus kurang bertanggung jawab, dengan cepat aku menginterogasi para pemuda yang menutup jalan "Ada apa ? Kenapa ditutup jalannya ?", Pemuda yang memegang bendera menjawab "Maaf Pak, jalannya baru diperbaiki, jadi harus pakai satu jalur aja". Dengan gusar aku menjawab "Oke kalau begitu, tolong kamu kasi tau teman kamu yang diseberang, TUTUP sebentar yang mau lewat dari seberang. Rombongan saya ada janji dengan Komandan di Bogor tiga puluh menit lagi" aku berbicara tegas ala militer pada kelompok pemuda itu. "Baik Pak, baik Pak, sebentar Pak saya telepon dulu" kata pemuda yang memegang bendera. Lalu bergaya seolah-olah menerima telepon, aku mulai menempelkan satu telepon genggamku di telinga "Malam Bang, sudah di Sawangan Bang, ada jalan ditutup pemuda ini Bang, SIAP bang......SIAP !!!" kemudian kumasukkan kembali telepon genggamku kesaku celana sembari berujar pada pemuda yang memegang bendera "Ayo cepat kamu buka ini jalan, saya sudah ditunggu Komandan di Bogor !!!" dan tak lama kemudian kamipun melaju kembali dengan lancar.

Thursday 7 October 2010

Team Work Training's Preparation..................!!!

Akhirnya kemarin usai latihan renang di Hotel F-1, Cikini. Ripto "Mul-OL" Mulyono sang Coach kita memberi tahu bahwa hari ini Jumat, kita akan berangkat ke G.Bunder. Menginap disana, kemudian Sabtu pagi jogging ke puncak G.Salak via Kawah Ratu. Lalu Minggu bergeser ke tebing Ciampea buat latihan Ascending and Rappelling. Hurrrraaa......ROCK N ROLL guys !!!

Semua perlengkapan yang dirasa perlu sudah aku packing ke dalam back pack Vaudee merah marun 80 liter pinjaman dari Agan Pimpinan Agus "STM" Mulyono. Kata beliau ini carrier kudu dapet SIM khusus buat keluar dari gudang penyimpanannya di rokum doi di Bekasi. "Thanks A lot Gan !!!" Satu set training wear North Face buat tidur, satu kaos North Face lengan panjang buat di Ciampea, satu celana pendek Adidas, dua kaos lengan pendek Salewa buat jogging N cadangan. Satu light sleeping bag Deuter, satu matras, polar jaket Berghaus, extreme windproof jaket Berghaus, satu pasang sarung tangan, dua botol Nalgene, satu set mini Trangia pinjaman dari si Tablo, head lamp Black Diamond Cosmos, head lamp Petzl Saxo, mini Mag Lite, Letherman Wave, Half Dome helmet Black Diamond yang aku beli di Kathmandu dan Insya Allah akan menemani perjalananku ke manapun juga mulai saat itu.

Satu kaca mata safety Kings, satu camping chair, satu raincoat Victorynox, satu flysheet lebar, satu hammock, satu set sarung N sajadah, satu balaclava Eiger. Lalu beberapa barang-barang kecil lain, Cannon Power Shoot beserta recharge batterynya, Zippo fuel, Zippo ashtray, Zippo lighter, charger Nokia, batere alkaline AA buat cadangan head lamp, satu set Medical Kit, satu handuk kecil,satu set alat mandi, satu sandal Teva, aku packing ke dalam daypack Vaudee 30 liter yang juga merah marun warnanya. Lengkap sudah semua yang dirasa perlu. Logistik udah diurus teman-teman TV ONE. Peralatan panjat tebing udah diurus Ali "Jablay" Rahman N Mujhab dari Mapokal, selaku P.J (penanggung jawab) alat atas instruksi sang coach.

Well, its time to move on now from my rental's room to Mapokal Base. Now already 18.00 P.M, half of the team have been here from two hours ago. Meanwhile we are waiting TV ONE's team. Rainy outside, a lil bit cold, but inside this room (Mapokal's base) very warm coz of so many of us gather together, talking, joking, laughing each other with many story about anything. Well "I LOVE this place anyway"............!!!

Adzan maghrib sudah berkumandang, mari menghadapkan diri pada Illahi, berdoa semoga perjalanan ini lancar dan tercapai segala tujuan. Amieen Yaa Rabbal Alamieen !!!

Tuesday 5 October 2010

Latihan..................Latihan..........................!!!

Tak terasa dua minggu sudah aku berlatih kontinyu, menu latihan sudah mulai membuat rontok fisik yang tak berlatih sekian lama. Setahun lebih ini hidupku mulai manja, tidur di hotel-hotel berbintang lima atau empat, makan di kafe-kafe mahal dan lumayan mewah, bepergian ke seluruh penjuru Asia untuk urusan kerja.

Tapi bukan hanya menu latihan yang harus di hadapi, kemacetan ibu kota juga harus aku perangi saban hari. Berdesakan di kereta api dari stasiun Pondok Cina lalu turun di stasiun Manggarai, jalan kaki sedikit menuju halte busway, naik busway menuju Dukuh Atas, lalu menanti dengan sabar dalam antrian yang kadang terlalu panjang untuk tiba tepat waktu di Pasar Festival, Kuningan. Kemudian malamnya menumpang Kopaja yang juga selalu berdesakan, dari Kuningan menuju lampu merah lalu dilanjutkan naik Kopaja berbeda menuju Pasar Minggu. Dan perjuangan belum usai, aku harus mengantri mikrolet menuju Depok lalu berjalan kaki sedikit menuju kos dari jalan raya Margonda. Kadang tubuh sudah terlalu lelah setibanya di kamar kos. Tapi hebatnya beberapa hari di minggu kemarin aku masih sempat tidur menjelang subuh. Mengerjakan ini-itu yang tiba-tiba saja aku rasa perlu dikerjakan.


Lalu hari Sabtu malam Minggu kemarin, seusai latihan Tyrolean dan Jumaring seharian di Pusgiwa UI, aku collapse..........terkapar demam di kamarku yang berukuran empat kali empat meter tanpa mampu berbuat apa-apa. Sambil meringkuk lemas di balik selimut batikku, di atas spring bedku yang lumayan empuk, kupandangi khatta dan bendera doa pemberian temanku ketika aku berkunjung ke Kathmandu, Nepal enam bulan lalu. Khatta berbahan sutera dan bendera doa lima warna yang kugantung di dinding sedikit di bawah langit-langit kamar sebagai penyemangat dan penyambung mantera agar aku bisa sampai ke puncak-puncak dunia. "Wahai sedih nian nasibku" aku bergumam sendiri dalam hati, terkapar sendiri dalam sepi dan sunyi.

Tapi tidak !!! Aku tak perlu bersedih, ini adalah harga yang harus dibayar untuk sebuah cita-cita dan impian. Semua impian-impian besar memang harus diperjuangkan, dan perjuangan baru punya makna ketika ada pengorbanan yang dilakukan. Ada harga yang harus dibayar untuk sebuah pilihan yang kita pilih sendiri.
Kalaupun hari ini aku terkapar sakit, itupun karena kesalahan sendiri, tidak disiplin menjaga istirahat dan makan yang teratur. Soal sepi dan sunyi, sudah tidak perlu dipikirkan lagi. Karena tokh ketika kita mati nanti, akhirnya kita akan sendiri saja tanpa siapa-siapa. Tapi itu masih lama, aku belum ingin mati sekarang, apalagi mati karena sakit. Aku masih punya mimpi yang belum selesai dan harus aku selesaikan, meskipun harga yang harus dibayar untuk itu amat sangat mahal !!!