MONTANI PARA LIBERI

MONTANI PARA LIBERI

For the Mountaineers............!!!

"Mountain are cathedrals: grand and pure, the houses of my religion. I go to them as humans go to worship. From their lofty summits, I view my past, dream of the future, and with unusual acuity I am allowed to experience the present moment. My strength renewed, my vision cleared, in the mountains I celebrate creation. On each journey I am reborn." (ANATOLI BOUKREEV @ Above the Clouds)

Saturday 22 November 2008

Aku Rindu Padamu Mama......................

Aku memperbanyak renungan belakangan ini dan semakin banyak yg kurenungkan, semakin rindu aku pada Ibuku......I MISS U Mom.......Seminggu lagi aku harus berkemas dan terbang kerumah untuk menghadiri pernikahan adikku. Walaupun sebenarnya aku terus-terusan dihantui bayang-bayang pertanyaan dan keresahan dari Ibuku akan perjalanan hidupku yg terus berkelana "menemukan sesuatu" yang tak akan pernah bisa aku jelaskan dengan serangkaian kalimat. Yup.....intinya apa yang aku lakukan sekarang emang tak akan pernah bisa dipahami oleh siapapun termasuk Ibundaku tercinta. Tapi aku benar-benar rindu padamu Mama, dan aku akan segera pulang karena aku tahu, engkaupun merindukan kehadiranku di rumah............

Tuesday 14 October 2008

Als nun Zarathustra so den Berghinanstieg,
gedachte er unterwegs des vielen einsamen Wanderns
von Jugend an, und auf die viele Berge
und Rucken und Gipfel er schon gestiegen sei.
"Ich bin ein Wanderer und ein Bergsteiger"
sagte er zu seinem Herzen,
ich liebe die Ebenen nicht,
und es scheint, ich kann nicht lange stille sitzen.

NIETSCHE

From BERGENWEELDE...................

"Masih seperti hidup terkesan di dalam benakku, hutan rimba nun
di sana yang terhias oleh hijau yang abadi,
beribu-ribu bunga, yang harumnya tidak pernah
melemah;dengan telinga bathinku aku mendengar
angin laut mendesah di antara pohon-pohon pisang dan
puncak-puncak pohon nyiur, deburnya air terjun,
di daerah pedalaman yang jatuh dari
ketinggian tebing-tebing gunung;-seolah-olah
saya menghirup hawa pagi yang sejuk, seakan-akan
saya kembali berada di muka gubuk orang Jawa yang ramah,
sedang sepi yang senyap
masih meliputi hutan rimba asli yang
mengelilingi diriku,-tinggi di atasku, di awang-awang
kelompok-kelompok kalong dengan mengibas-ngibas sayapnya
bergegas kembali ke daerah tempat bermukimnya di siang hari
kemudian mulai ada kehidupan dan gerakan di sengkuap tajuk
dari rimba,-burung-burung merak meneriakkan cuhungnya,
kera-kera mulai lagi permainannya yang lincah, sedang gema
suaranya membangunkan gunung-gunung dengan nyanyian paginya,
beribu-ribu burung mulai kicaunya, dan sebelum
matahari mewarnai langit timur, puncak yang megah dari
gunung di sana telah dipulas dengan emas dan merah cerah,
dari ketinggian dia memandang diriku seperti kenalan lama,-
kerinduanku menanjak dan dengan haus kuharapkan
datangnya hari, waktu mana aku dapat mengatakan :
salamku untukmu, gunung-gunung."

Leiden, November 1851

FRANS JUNGHUHN

From BERGENWEELDE...................

"Levendig is mij het beeld bijgebleven der wouden,
die ginds met eeuwigdurend groen zijn versierd, der
duizenden bloemen, wier liefelijke geur nimmer
verzwakt;met het oor mijns geestes hoor ik den
zeewind ruischen door de bananen en door de toppen
der palmen, verneem ik het donderend geplas der watervallen,
die in het binnenste des lands van hooge
bergwanden nederstorten;het schijnt mij toe als
adem ik de koele morgenlucht in, als treed ik voor
degastvrije hut der Javanen, terwijl nog eene diepe
stilte rust op de oorspronkelijke wouden, die mij van
rondsomme insluiten, hoog boven mij in de lucht
ijlen zwermen van kalongs klapwiekend terug naar de
landstreek, waar zij des daags hun verblijfhouden
allengskens komt leven en beweging in het loofgewelf
der wouden,-pauwen heffen hun luid gekrijsch aan,
apen hervatten hun levendig spel en doen de echo's
der bergen ontwaken door hun morgenlied, duizenden
van vogelen vangen hun gekweel aan, en voor nog de
zon de oostelijken hemel kleurt, gloeit reeds de ma
jestueuze top van gindsche berg in goud en in purper,
uit die hoogte blikt hij mij aan als een van ouds
bekende,-mijn verlangen klimt en reikhalzend zie ik
uit naar de dag, waarop ik zal zeggen :
zijt gegroet, gij bergen."

Leiden, November 1851

FRANS JUNGHUHN

Sunday 5 October 2008

For Each Name stands for someone.......

I have a list of folks I know
all written in a book
And every now and then
I go and take a look.
That is when I realize
these names they are a part,
not of the book they're written in,
but taken from the heart.
For each Name stands for someone
who has crossed my path sometime,
and in that meeting they have become
the reason and the rhyme.
Although you're not aware
of any special link,
just knowing you, has shaped my life
more than you could think.
So please don't think my greeting
as just a mere routine
your name was not
forgotten in between.
For when I send a greeting
that is addressed to you,
it is because you're on the list
of folks I'm indebted to.
So wether I have known you
for many days or few,
In some ways you have a part
in shaping things I do
I am but a total
of many folks I've met,
you are a friend I would prefer
never to forget.

Wednesday 1 October 2008

" WANADRI-MARCH "

Die bohen Berge brachten uns bei,
die schonheit des Lebens in der Natur zu genieben
vereinigen unsere Seele wie in einer Familie
Wanadri, an dem wir zusammenbringen und zusammenkampfen.

Die steilen Abhange brachten uns bei,
die Tapferkeit und Standhaftigkeit zu verstehen
vereinigen unsere Seele wie in einer Familie
Wanadri, bei dem wir uns versammeln und zusammenkampfen.

Die dichten Urwalder brachten uns bei,
die Bescheidenheit und die Rucksichtnahme
vereinigen unsere Seele wie in einer Familie
Wanadri, an dem wir zusammenbringen und zusammenkampfen.

Tuesday 30 September 2008

Akhirnya sunyi itu terkoyak....................

Akhirnya sunyi itu terkoyak, tercerai-berai oleh kedatangan seorang sahabat ! Gutte yang dengan senang hati menemaniku melewati malam suci tapi sepi tadi malam.

Lalu ketelpon Gadis Pintar tapi misterius itu pake nomernya Gutte, soalnya terakhir kutelpon pake nomerku sendiri direject ama dia........(hehehe.........)..........kuucapkan "Minal Aidin Walfaidzin" sepenuh hati dari lubuk hatiku paling dalam yang lagi haru-membiru. Gutte menawariku mie goreng, Ah...Mama.........dirumah sana pasti meja makan penuh dengan hidangan enak buatan tanganmu, tapi aku tak boleh mengeluh.......ini jalan yang sudah aku pilih sendiri sebagai lelaki. Dan jalan itu "sesulit" apapun harus ditempuh dengan cara lelaki.

Gutte yang baik.......danke Schon mein FREUND !!! Sampai siang ini Gutte masih menemaniku, walopun sudah berkali-kali kusuruh pulang saja. Now....ada Ondo dateng juga, Hhhm...Gud Bye "Fuckin Lonely". Ada banyak messages masuk kenomerku, indah-indah kata-katanya.........Thanks Amigos..............where ever U are, I am @Lways remember......................!!!
Taqaballallahu Minna Waminkum "Ied Mubarak" Minal Aidin Walfaidzin.

Wishes the Gud Re-BORN for U all, whereever U re N whatever had done between Us.

Menjadi diriku sendiri.........................

Ketika melewati sunyi aku menjadi diriku sendiri.
Ketika melawan sepi aku menjadi diriku sendiri.
Ketika membungkus rindu aku menjadi diriku sendiri.
Ketika menebar mimpi aku menjadi diriku sendiri.

Kubungkus Rinduku.............................

Malam ini begitu sunyi, suara takbir menyambut Idul Fitri lamat-lamat terdengar syahdu ditelingaku. Ada rindu pada-MU, ada rindu pada orang-orang terkasih dirumah nun diseberang laut, ada rindu pada dia yang telah membuat jiwaku membeku. Kubungkus rinduku erat-erat, kubiarkan mengalir bersama suara katak dan jangkrik, terbang lewat desau angin yang makin membesar, kehembuskan keudara melalui kepulan berbatang-batang marlboro light.

Malam ini begitu sunyi, suara takbir menyambut Idul Fitri masih terdengar syahdu ditelingaku. Semestinya aku tak berada ditempat ini, tempat yang membuatku terperangkap kenangan masa lalu. Tapi tidak, aku sudah memilih jalanku sendiri, jalan lelaki yang memang tidak mudah. Sekelebat wajah Mama melintas dikepalaku, lalu susul-menyusul wajah kakak-kakak dan adik-adikku yang aku tau mengharapkan kedatanganku.

Malam ini begitu sunyi, suara takbir menyambut Idul Fitri masih terus berkumandang, kehampaan dan kehilangan menelusup jauh dalam relung jiwaku. Kubungkus rinduku teramat erat, kulemparkan kelangit yang kelam tiada berbintang. Kuyakinkan diriku bahwa jalan yang telah aku pilih memang tidak mudah dan tak akan pernah dipahami orang lain bahkan keluargaku terkasih.

Malam ini begitu sunyi, suara takbir menyambut Idul Fitri telah berkumandang sendiri dalam hatiku. Jalanku jalan lelaki yang berhadapan dengan sunyi dan sepi, tak ada lagi rindu yang harus menghalangi, Kubungkus rinduku dengan amat sangat erat.
Kulontarkan jauh-jauh biar ia sampai kelangit ketujuh..................................

MENCINTAI itu SULIT................................

Ternyata MENCINTAI itu SULIT, tidak mudah....................................
Entah itu cinta pada orang-orang terkasih (ortu, sahabat, etc) organisasi yang membesarkan dan menempa kita, almamater, bangsa dan tanah air serta agama kita masing-masing.

Ada yang mengungkapkan cintanya lewat kata, ada juga yang menyatakan lewat sikap nyata berupa karya-karya rumit yang penuh pengorbanan.
Bicara soal mencintai, juga bicara soal pengorbanan dan keikhlasan.............

Ternyata MENCINTAI itu SULIT, butuh pengorbanan, keikhlasan dan kesabaran.
Setelah berkorban dengan ikhlas dan sabar, kita juga harus berhadapan dengan realita bahwa terkadang apa yang kita cintai tak paham atas CINTA kita.

Seberapa BESARkah ???

Seberapa BESARkah CINTA kita ???
Terhadap segala sesuatu yang telah menopang JIWA kita
Terhadap segala sesuatu yang telah MENGHIDUPI diri kita
Terhadap segala sesuatu yang telah MENEMPA kita
Dalam hari-hari panjang KEHIDUPAN,
Untuk menjadi MANUSIA yang BERKEMANUSIAAN..............

03rd JUNE 2008-01.40 @thePOC

MENCINTAI adalah.......................

Mencintai adalah menyayangi sepenuh hati
Mencintai adalah memiliki dan saling berbagi
Mencintai adalah saling memahami
Mencintai adalah saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing
Mencintai adalah rela berkorban demi apapun yang dicintai
Mencintai adalah menjaga dan melindungi dengan berani
Mencintai adalah mengabdikan diri dan berkarya
Mencintai adalah setia dan saling percaya
Mencintai adalah tegar, tabah, pantang menyerah dalam pengabdian
Mencintai adalah menguji diri dalam susah dan senang bersama-sama
Mencintai adalah kebutuhan hakiki seorang manusia yang bernurani
Mencintai butuh keikhlasan dan kebesaran jiwa
Mencintailah, Mencintailah, Mencintailah................................
Karena tanpa mencintai kita takkan bisa menjadi manusia bernurani !!!

02nd JUNE 2008 @ ThePOC

Mountains are Dangerous...................

The most important thing to know is that mountaineering involve risk.
If we go to the mountains and forget that there is risk, we make mistakes.
MOUNTAINS ARE DANGEROUS !!!
But they are only dangerous if people are there.
A MOUNTAIN IS A MOUNTAIN........................
It only exist. It is a piece of rock and ice, a beautiful piece maybe, but it only becomes dangerous and beautiful if we are there. We must know how to approach the mountains in the future, and in which directions to take our sport.

by REINHOLD MESSNER @ Voices from the Summit

Monday 29 September 2008

MOMMY I am So SORRY.....................

Mama,maafkan ananda karena memutuskan untuk tidak pulang.
Mama,maafkan ananda karena selalu membuat hatimu resah.
Mama,maafkan ananda karena memilih jalan hidup tidak seperti orang-orang kebanyakan.................................................
Mama,maafkan ananda karena tahun ini tak bisa berkumpul bersama
Mama,maafkan ananda karena menyimpan mimpi yang tak akan pernah engkau mengerti hingga hari ini................................
Mama,maafkan ananda karena tak bisa membalas kasihmu dengan sempurna
Mama " I will Always LOVE YOU " Please, FORGIVE Me Mom...........!!!

The CLIMBS..................

We climb the mount not to conquer it
but to conquer our self !!!
reach the peak of the mount some times is easier,
but to reach the peak inside ourhearth called patience is difficult !!!

For MOUNTAINEERS...........................

Mountains are cathedrals : grand and pure, the houses of my religion.
I go to them as humans go to worship.
From their lovty summits, I view my past, dream of the future, and with unusual acuity.
I am allowed to experience the present moment.
My strength renewed, my vision cleared, in the mountains I celebrated creation.
On each journey I am reborn.

By ANATOLY BOUKREEV @ Above the Clouds.