Ray duduk termenung di kamarnya, ia menatap lurus dinding kamarnya yg berwarna biru. Sudah berlembar-lembar halaman buku harian ditulisnya, dicurahkan segala gundah hatinya atas jawaban Ayahnya kemarin. Tapi gundah itu masih belum juga hilang. Tiba-tiba Ibunya masuk kamar tanpa mengetuk pintu yg tak terkunci. "Kamu sudah makan nak ?" tanya Ibunya penuh kasih sayang. Ray hanya menggeleng tanpa berucap sepatah katapun. "Makanlah dahulu, tak usah kamu pikirkan soal Ayahmu" sambung Ibunya lagi.
No comments:
Post a Comment